Sabtu, 07 Mei 2011

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Tindakan Sekolah




ARTIKEL ILMIAH
HASIL PENELITIAN TINDAKAN
( ACTION RESEARCH )


PENINGKATAN KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH
DALAM MENYUSUN KTSP
MELALUI KEGIATAN SUPERVISI KLINIS
DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF
DI GUGUS MAWAR UPT PENDIDIKAN KEDUNGUWNI





 Oleh :
Totok Joko Purwanto, S.Pd.
telp : 0285 385205 / 085740131357








PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
DINAS PENDIDIKAN
UPT PENDIDIKAN KEDUNGWUNI
2010






LEMBAR PENGESAHAN
1.
Judul Artikel Ilmiah Hasil Penelitian
PENINGKATAN KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENYUSUN KTSP MELALUI KEGIATAN SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF DI GUGUS MAWAR UPT PENDIDIKAN KEDUNGUWUNI
2.















.
.
Identitas Peneliti
a.   Nama Lengkap

b. Pangkat,gol.ruang







b.   Pengawas Satuan Pendidikan
c.   Propinsi
d.   Kabupaten
e.   Alamat Kantor
f.     Telepon

Totok Joko Purwanto, S.Pd.
 NIP 19620221 198201 1 001

Pembina, IVA








TK/ SD
Jawa Tengah
Pekalongan
Jl. Sidodadi Kedungwuni Kab. Pekalongan
(0285) 785410




                                                                                    Kedungwuni,      April 2010
Mengetahui
         Kepala UPT Kedungwuni


           SOEBARDI R, S.Pd,M.Pd
           NIP.195605251977011002

Peneliti,



Totok Joko Purwanto, S.Pd.
NIP 19620221 198201 1 001





PERNYATAAN


     Dengan ini saya  :

N a m a                                    :  Totok Joko Purwanto,S.Pd.
N I P                                        :  196202211982011001
Pangkat,gol.ruang                     :  Pembina, IVA
Jabatan Pengawas/TMT           :  Pengawas Madya/ 21-02-2008
Jenis Pengawas                         :  Pengawas TK,SD 
Masa Kepengawasan               :  7 ( Tujuh ) Semester
Semester,Tahun Pelajaran         :  Smt.2(2007/2008) s.d Smt.2(2010/2011)
Dabin/Gugus                             :  IV ( Empat ) / Mawar
Unit Kerja                                :  UPT Kedungwuni Kab.Pekalongan

     Menyatakan bahwa dalam Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Tindakan Sekolah ini dengan judul “Peningkatan Kemampuan Kepala Sekolah Dalam Menyusun KTSP Melalui Kegiatan Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Kolaboratif Di Gugus Mawar UPT Pendidikan Kedungwuni” merupakan karya sendiri , tidak terdapat atau karya atau hasil penelitian yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka.
                                                                                    Kedungwuni,  April 2010
          Mengetahui                                                              Peneliti/Penulis


SOEBARDI R,S.Pd,M.Pd.                                          Totok Joko Purwanto,S.Pd.
NIP.195605251977011002                                         NIP.196202211982011001

                                                           
PENINGKATAN KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENYUSUN KTSP MELALUI KEGIATAN SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF DI GUGUS MAWAR UPT KEDUNGWUNI
Oleh
Totok Joko Purwanto

ABSTRAK


     Penelitian ini berawal dari permasalahan rendahnya hasil penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) di daerah binaan gugus mawar pada Sekolah Dasar negeri UPT Kedungwuni  Kabupaten Pekalongan, yang hanya sebesar 51,39 % kemampuan kepala sekolah dalam menguasai menyusun KTSP. Hal ini terjadi karena kebiasaan “ mengcopy paste “ dalam menyusun KTSP. Sehingga hasil yang diharapkan berupa kurikulum tingkat satuan pendidikan belum  sesuai dengan pedoman standar nasional pendidikan. Sebagai subyek penelitian ini adalah lima orang kepala sekolah pada sekolah dasar negeri di gugus mawar UPT Kedungwuni. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam menyusun KTSP sesuai dengan pedoman standar nasional pendidikan. Penelitian ini berupa penelitian tindakan sekolah yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian diperoleh peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam menguasai menyusun KTSP, masing-masing sebesar 68,06% pada siklus 1 terdapat kenaikan 16,67%. Selanjutnya pada siklus 2 diperoleh hasil 91,57% atau mengalami peningkatan sebesar 40,18%. Sehingga dapat dijadikan alasan dengan melalui kegiatan supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam menyusun KTSP.

Kata Kunci : KTSP, supervisi klinis, pendekatan kolaboratif.














Totok Joko Purwanto,S.Pd Pengawas TK,SD Kedungwuni Kab.Pekalongan Alamat : Kantor UPT Pendidikan Kec.Kedungwuni

PENDAHULUAN
  
A. Latar Belakang Masalah

     Sesuai dengan prinsip otonomi daerah khususnya bidang pendidikan dan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah ( MBS ), maka sekolah diberi keleluasaan dalam menyusun perencanaan pembelajaran yang dikembangkan dalam bentuk sebuah kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ). Dalam pengembangannya dan keberagaman  di masing-masing satuan pendidikan disesuaikan dengan kondisi serta kemampuan yang ada. Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang beragam namun tetap mengacu dan mengikuti alur satu dalam kebijakan yaitu Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, dan PerMendiknas Nomor 22,23 dan 24 tahun 2006.Hal ini dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.  
     Dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) di sekolah dasar negeri pada gugus mawar UPT Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan pada tahun pelajaran 2009/2010 pada kenyataan hasilnya belum sesuai dengan pedoman pada  standar nasional pendidikan. Kenyataan masih terdapat kekurangan, kelemahan dalam menyusun KTSP terlihat dari hasil kuisioner kepala sekolah pada sebelum tindakan ( pra siklus ) yang hanya berkisar 51,39 %.
     Kelemahan kepala sekolah selama ini dalam menyusun KTSP adalah kebiasaan yang cenderung hanya meng-copy paste hasil penyusunan KTSP pada sekolah tertentu. Sehingga sudah bisa ditebak penyusunan KTSP di suatu sekolah hampir sama atau mirip bahkan cenderung persis. Disamping itu, kelemahan juga
sebagai akibat kinerja tidak tersistematis.
     Kewenangan sekolah dalam menyusun kurikulum memungkinkan sekolah menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa , keadaan sekolah dan kondisi daerah. Dengan merancang dan menentukan hal-hal yang akan diajarkan , pengelolaan  pengalaman belajar mengajar, cara mengajar dan menilai keberhasilan belajar mengajar. Pada hal sesungguhnya maksud disusunnya suatu kurikulum tingakt satuan pendidikan  adalah bertujuan untuk memberikan acuan kepada kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya  yang ada di sekolah dalam mengembangkan program-program yang akan dilaksanakan di sekolah tersebut.
     Masalah yang mendasar pada penelitian ini adalah lemahnya kemampuan kepala sekolah dalam menyusun KTSP. Dalam hal ini masalah yang diduga penyebab lemahnya kepala sekolah  adalah kebiasaan meng-copy paste hasil penyusunan KTSP dan kinerja yang kurang sistematis serta belum menerima sosialisasi penyusunan KTSP.
     Berdasarkan gejala-gejala problematik tersebut maka dilakukan penelitian tentang upaya meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam menyusun KTSP  melalui kegiatan supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif  di gugus mawar UPT Kedungwuni. Dengan maksud agar meningkat penguasaan kemampuan kepala sekolah dalam menyusun KTSP di masing-masing satuan pendidikan .

B. Perumusan Masalah
     Berdasar atas latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah dengan melalui kegiatan supervise klinis dengan pendekatan kolaboratif oleh pengawas sekolah terhadap kepala sekolah dapat meningkatkan kemampuan dalam menyusun KTSP ?
C. Tujuan Penelitian
     Dapat meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam menyusun KTSP sesuai dengan pedoman dan panduan dari standar nasional pendidikan.
D. Manfaat Penelitian
     Manfaat bagi Kepala Sekolah, penelitian ini sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan dalam menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Bagi Pengawas Sekolah, dapat dijadikan sebagai salah satu masukkan sehingga dapat meningkatkan kompetensi pengawas sekolah. Sedangkan bagi Dinas Pendidikan dalam hal ini Kasi.bidang Kurikulum Dikdas adalah merupakan sebuah masukkan berharga untuk lebih kredibel dalam pola pembinaan kedinasan.

KAJIAN  PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN   
A. Kajian Pustaka
Peran Pengawas dalam kegiatan Supervisi Klinis
     Salah satu kedudukan penting kegiatan kinerja pengawas sekolah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam peranannya adalah sebagai supervisor ( penyelia ). Soewandji Lazaruth ( 1983:34 ) mengungkapkan bahwa kegiatan supervisi pada prinsipnya adalah kegiatan atau membantu sehingga keberhasilan usaha ini lebih ditentukan oleh orang yang ditolong yaitu guru itu sendiri. Dalam hal ini peranan supervisi ialah mendorong ( suprotting ), membantu ( assisting ), dan bekerja sama ( sharing ). Sedangkan ditinjau dari arti dan pentingnya supervisi menurut Charles W.Baordman, Horl R.Dauglass dan Rudyad K.Bent dalam bukunya Democratic Supervision Secondary School, menyatakan bahwa supervisi merupakan kegiatan atau usaha untuk merangsang, mengkoordinasikan dan membimbing pertumbuhan guru-guru sehingga lebih dapat memahami dan lebih efektif penampilannya dalam proses belajar mengajar dan dengan demikian mereka akan mampu membimbing dan merangsang pertumbuhan murid-muridnya untuk dapat berpartisipasi secara “intelligent” dalam masyarakat modern sekarang.
     Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa supervisi merupakan rangsangan, bimbingan atau bantuan yang diberikan kepada guru-guru agar kemampuan profesional mereka makin berkembang sehingga situasi belajar mengajar semakin efektif dan efisien.   
Langkah-langkah Dalam Pelaksanaan Supervisi Klinis 
     Dalam rangka pembinaan profesional ( supervisi ) terhadap guru dan kepala sekolah, peran dan fungsi pengawas sekolah dengan guru, kepala sekolah merupakan sebuah mitra kerja serta sebagai teman sejawat. Oleh karena itu pelaksanaannya diwujudkan dalam bentuk atau model supervisi klinis. Sedangkan dalam pelaksananaannya melalui beberapa  tahapan atau langkah-langkah.
     Langkah-langkah atau tahapan itu, sebagaimana dijelaskan oleh Ibrahim Bafadal ( 2003 : 70 ) :  Langkah-langkah proses supervisi klinis ada tiga tahap esensial yang berbentuk siklus, yaitu (1 ) tahap pertemuan, ( 2 ) tahap observasi mengajar, dan ( 3 ) tahap pertemuan balikan. Adapun pelaksanaan dalam setiap siklusnya sebagaimana disebutkan tahap pertama dalam proses supervisi klinis adalah tahap pertemuan awal. Pertemuan awal ini dilakukan sebelum melaksanakan observasi kelas. Tujuan utama pertemuan awal ini tercipta kerja sama., hubungan kemanusiaan dan komunikasi yang baik antara supervisor dan guru.  Pertemuan pendahuluan ini tidak membutuhkan waktu lama, kecuali apabila guru menghadapi suatu permasalahan khusus  yang membutuhkan diskusi panjang. Pertemuan ini sebaiknya dilakukan di ruangan yang netral, misalnya di kantin atau ruang kelas, jangan di ruang pimpinan.
     Tahap ke dua dalam proses supervisi klinis adalah tahap observasi pengajaran secara sistematis dan obyektif. Perhatian ini difokuskan pada guru dalam bertindak dan kegiatan-kegiatan kelas sebagai hasil tindakan guru. Waktu pelaksanaannya tergantung kesepakatan antara supervisor dan guru. Observasi mengajar mencakup banyak hal secara komplek sesuai dengan alat  penilaian kegiatan guru. Oleh karena itu menuntut supervisor untuk menggunakan bermacam-macam keterampilan. Salah satu alat atau instrument  penilaian yang biasa digunakan dalam kegiatan observasi adalah dengan menggunakan chek list.
     Selanjutnya pada tahap akhir pada proses supervisi klinis adalah tahap pertemuan balikan. Pertemuan balikan ini dilakukan segera setelah melakukan observasi pengajaran, dengan terlebih dulu hasil obesrvasi dilakukan analisis data. Tujuan utama diadakan pertemuan balikan adalah menindak lanjuti hasil pengamatan dari supervisor. Pembicaraan dalam pertemuan ini ditekankan pada identifikasi dan analisis persamaan dan perbedaan antara perilaku guru dan siswa yang direncanakan dengan perilaku guru dan siswa secara actual atau kenyataan dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya supervisor membuat keputusan terhadap hasil pengamatan atau temuan pada saat pelaksanaan observasi. Namun demikian hasil yang diperoleh supervisor dalam observasinya bukan merupakan sebuah tindakan yang mencari kesalahan terhadap perilaku atau kinerja guru.
Pendekatan Kolaboratif
     Suhartian ( 2000 ) menjelaskan pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dan non direktif menjadi cara pendekatan yang baru. Pada pendekatan ini baik supervisor maupun guru bersama-sama bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kreiteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru. Dengan demikian pendekatan dalam supervisi berhubungan pada dua arah. Dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Perilaku supervisi sebagai berikut: ( 1) Menyajikan
(2) Menjelaskan ( 3 ) Mendengarkan (4) Pemecahan masalah (5) Negosiasi.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
     Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari  tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan , kalender pendidikan, struktur  dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan silabus. Landasan diberlakukannya mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 mengamantkan bahwa kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan. Selanjutnya dalam prinsip pengembangan KTSP harus sesuai dengan relevansinya di bawah koordinasi Dinas Pendidikan atau Kantor Departemen Agama kabupaten atau kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Sedangkan acuan operasional penyusunan KTSP memperhatikan hal-hal sebagai berikut: ( 1 ) Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia (2 ) Peningkatan potensi kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemapuan peserta didik ( 3 ) Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan ( 4 ) Tuntutan pengembangan daerah dan nasional (5 ) Tuntutan dunia kerja ( 6 ) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni ( 7 )  Agama  ( 8 ) Dinamika perkembangan global ( 9 ) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan ( 10 ) Kondisi social budaya  ( 11 ) Kesataraan jender dan ( 12 ) Karakteristik satuan pendidikan.  Dalam penyusunan KTSP harus memuat struktur dan muatan kurikulum, yang berisi tentang : ( 1 ) Mata Pelajaran ( 2 ) Muatan Lokal (3) Kegiatan Pengembangan Diri  (4 ) Pengaturan Beban Belajar  (5 ) Ketuntasan Belajar ( 6 ) Kenaikan Kelas dan Kelulusan  ( 7 ) Penjurusan ( 8 ) Pendidikan Kecakapan Hidup  ( 9 ) Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global  dan memuat Kalender Pendidikan.
B. Kerangka Berpikir
    Berdasar kajian teori di atas, maka dengan melalui kegiatan supervise klinis dengan pendekatan kolaboratif yang dilakukan pengawas sekolah  dapat meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan di sekolah masing-masing.
C. Hipotesis Tindakan  
    “ Terdapat peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam menyusun KTSP melalui kegiatan supervise klinis dengan pendekatan kolaboratif pada kepala sekolah di gugus mawar UPT Kedungwuni tahun pelajaran 2009/2010 “.

METODE PENELITIAN  
A. Setting dan Subjek Penelitian 
     Penelitian Tindakan Sekolah dilakukan di lima sekolah dasar negeri terhadap  lima orang kepala sekolah di daerah binaan gugus mawar UPT Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Waktu pelaksanaan mulai  1 Desember 2009 sampai dengan 31 Maret 2010.
B. Teknik dan Alat Pengumpulan Data  
     Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi berupa hasil karya penyusunan KTSP.,wawancara dan instrument analisis penilaian.
C. Validasi Data
 Tringulasi data dilakukan dengan pengumpulan data melalui instrument yang digunakan dalam bentuk analisis penilaian hasil penyusunan KTSP dan hasil wawancara.   Data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif yang diperoleh dari dan menggunakan instrument analisis penilaian KTSP yang terdiri dari 19 aspek terjabar dalam deskripsi. Sedangkan cara menilai instrumen kriteria analisis penilaian KTSP yaitu sesuai dengan pedoman dari pusat kurikulum, dengan langkah sebagai berikut:
(1)  Baca criteria analisis dokumen pada instrument penilaian KTSP
(2)  Kajilah dokumen I KTSP dengan mencocokannya sesuai dengan kriteria
(3) Berilah skor berupa angka pada kolom skor sesuai dengan petunjuk instrument   
(4) Cara menilai ( penskoran) dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Setiap munculnya descriptor secara sempurna mendapat skor 2(dua)
b) Deskriptor yang muncul namun kurang sempurna mendapat skor 1 ( satu )
c) Tidak munculnya descriptor mendapat skor 0 ( nol )
d) Skor maksimal :43X2=86.
Cara menentukan nilai adalah dengan menjumlahkan semua skor perolehan lalu
dibagi skor maksimal dengan Rumus:Nilai = Skor Perolehan :  Skor Maksimal.   
    Dalam menentukan predikat hasil penilaian, menurut Koyan ( 2003:56 ) disebutkan sebagai berikut:
(a) Skor  90-100 predikat A (Amat baik )
(b) Skor 80-89 predikat B ( Baik )
(c) Skor 65-75 predikat C ( Cukup )
(d) Skor 55-64 predikat D ( Kurang )
(e) Skor 0-54 predikat E ( Sangat kurang ).
      Dinyatakan layak, jika minimal nilai 65 ( Koyan, 2003 : 56 ).  
D. Indikator Kinerja
1. Sekurang-kurangnya perolehan skor pada instrument analisis KTSP adalah 75% kemampuan kepala sekolah dalam menyusun KTSP.
2. Sekurang-kurangnya KTSP yang dinilai sudah pernah  mendapatkan tindakan     berupa supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif dari pengawas .   

1 komentar:

  1. sangat bagus dan baik sekali , karena menyatakan bahwa dalam Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Tindakan Sekolah ini dengan judul “Peningkatan Kemampuan Kepala Sekolah Dalam Menyusun KTSP Melalui Kegiatan Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Kolaboratif Di Gugus Mawar UPT Pendidikan Kedungwuni” merupakan karya sendiri , tidak terdapat atau karya atau hasil penelitian yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka.

    BalasHapus